MAN 1 MATARAM
Oleh: H.Lalu Sirajul Hadi
 
Tujuan pendidikan adalah agar anak dapat berkembang dengan optimal, baik secara akademik dan non akademik. Salah satu fungsi Lembaga Pendidikan sekolah/madrasah adalah memfasilitasi kebutuhan tersebut, agar seluruh siswa terlayani haknya secara adil, untuk berkembang sesuai bakat dan minat masing-masing. Guru adalah ujung tombak (front line) untuk mencapai tujuan itu, sukses dan gagalnya perkembangan anak di sekolah/madrasah tergantung dari gurunya. Oleh sebab itu “fardu ‘ain” bagi setiap guru untuk terus mengembangkan diri dan menjadi pebelajar sepanjang hayat (long life education). Guru tidak boleh berwakil dalam belajar kepada orang lain, atau kewajibannya belajar tidak gugur oleh karena ada argumen ada guru lain yang belajar. Nah, kurang baik pula, jika ada guru yang terlalu cepat merasa puas dan cukup dengan ilmu, pengatahuan dan kompetensinya hari ini.
 
Yang baik itu adalah (guru) yang terus mengasah diri, update dan upgrade diri sejalan dengan tuntutan perkembangan.Ikhitar mewujudkan hal tersebut, MAN 1 Mataram membuat komunitas guru, sekalanya memang terbatas dan internal (kalangan sendiri), tetapi semoga bisa ada pembiasan, manfaat dan menginspirasi. Ada Guru Rumpun (RUMPUN), semacam komunitas terbatas antara guru yang mengampu mata pelajaran serumpun (sepohon). Wadah ini diharapkan berfungsi sebagai “ruang” guru serumpun berdiskusi dan berdialog, tentang segala hal terkait dengan materi (content), metode pembelajaran, media serta isu-isu baru dan kontekstual terkait dengan rumpun keilmuannya. Antar sesama guru rumpun tidak ada yang boleh saling mendahului dan meninggalkan, tidak ada senior yunior, tidak ada guru honor non honor, semua adalah pembelajar yang sama dirumpunnya. Yang ada adalah mereka saling memberi dan berbagi ilmu dan pengalaman, mereka saling mengajak dan saling memotivasi untuk berkembang menjadi professional. Satu lagi, guru rumpun memiliki fungsi “ta’awun.” Jika ada guru yang berhalangan menjalankan tugasnya di madrasah karena sebab atau halangan tertentu, sakit, ijin dan sebagainya, sesama guru rumpun akan ambil peran (pengganti) untuk mengisi dan melanjutkan tanggung jawab sesamanya, dengan kasadaran dan tanggung jawab tentunya. Artinya hak belajar anak dalam kasus seperti ini akan tetap terlayani.
 
Guru Mengajak (RUJAK), ini sejalan dengan kebutuhan hari ini, dalam rangka merespon tuntutan Kurikulum Merdeka di Madrasah. Memang benar, bahwa berbagai bentuk diklat, pelatihan, workshop dilaksanakan luring dan daring, untuk membekali guru tentang Kurikulum Merdeka agar berjalan sesuai dengan tujuannya. Di tahun ini, MAN 1 Mataram akan memberikan Amanah kepada beberapa guru sebagai Guru mengajak (RUJAK), mereka adalah yang akan menjadi “model” pada semua sisi, kompetensi dan profesi, terkait dengan kurikulum merdeka, seperti pengetahuannya tetang kurikulum merdeka, keutuhan dan kelengkapan dokumen terkait kurikulum merdeka, serta kemampuan dalam implementasi kurikulum merdeka di dalam maupun di luar kelas.
 
Guru Mengajak (RUJAK) mempunyai tugas dan sekaligus tanggung jawab untuk dijadikan contoh atau model, serta diharapkan memiliki kemauan untuk aktif “mengajak” siapapun juga sesama guru, untuk sama-sama belajar memahami dengan baik dan memperaktikan secara benar bagaimana pembelajaran pada kurikulum merdeka itu yang sebenarnya. RUJAK akan menjadi aktor sekaligus provokator positif, memacu semangat sesama untuk berbuat dan belajar, da harus terdepan memberi contoh (tulodo). Intinya adalah, tidak ada kepala sekolah yang hebat tanpa didukung oleh guru-guru yang luar biasa, tidak ada siswa yang juara kalau tidak dibimbing oleh guru-guru yang istimewa. Ilmu manusia itu sedikit, maka tak pantas manusia membanggakan diri. Ayo kita belajar sama-sama, untuk masa depan dan cita-cita kemuliaan anak cucu kita.
 
Wallahua’alam